Takmir Asy Syaakiriin Kurang Peduli Lingkungan

Tertahannya dana infaq Masjid Jami' Asy Syaakiriin, Thamrin City Mall benar-benar membuat jamaahnya bertanya-tanya. Apalagi terungkap fakta lain bahwa selain petugas keamanan, ternyata hampir semua petugas kebersihan mall di pusat kota Jakarta itu terjerat rentenir .

Adalah Budi --bukan nama sebenarnya-- yang mengungkapkan fakta menyedihkan itu. Dia menyebut, semua petugas kebersihan mall ini telah menggadaikan ATM nya ke rentenir. "Bunganya pun menyesakkan," kata Budi sambil menyebut angka persentase yang fantastis

Budi beruntung karena ada saudaranya yang peduli. ATM nya ditebus dan kini dia ngangsur tanpa bunga ke saudaranya tersebut. "Teman-teman lain masih terengah-engah nyicil ke rentenir dengan bunga tinggi," katanya.

Fakta menyedihkan ini yang juga didiskusikan oleh beberapa jamaah shubuh seusai shalat berjamaah. Diskusi itu ternyata setelah H Misbah, yang kebetulan menjadi imam sholat shubuh, bakda sholat memberikan tausyiah sejenak.

Dalam tausyiahnya, selain menjelaskan duduk istiroj dan duduk tahiyat akhir, H Misbah juga menyinggung soal saldo infaq yang mencapai Rp 3 miliar lebih. "Kalau di masjid Jogokariyan, Jogja, pengurus masjid merasa malu jika saldo infaq masih banyak," katanya.

Saldo infaq di Masjid Jogokariyan, juga masjid Namira, Lamongan, memang selalu nol rupiah saat diumumkan sebelum sholat Jumat. "Contoh yang paling dekat adalah di masjid Jami' Bintaro sektor 1. Di sana, saldo infaq juga selalu nol," ungkapnya.

Artinya, sedekah dari jamaah lewat kotak infaq masjid benar disalurkan ke yang berhak. Dan, itu terbukti dengan semakin sejahtera ya warga di sekitar ke tiga masjid itu. "Kalau saldo infaq masih besar berarti pengurus masjid telah gagal mengelola masjid," kata seorang pengurus masjid Namira.

H Misbah menyayangkan infaq masjid As Syaakiriin tidak segera disalurkan kepada yang berhak. Padahal, dengan saldo infaq berjibun itu masjid Asy Syaakiriin bisa mengentaskan jamaahnya dari kubangan dosa riba.

Tetapi,  yang terjadi justru sebaliknya. Pernah seorang jamaah mencoba meminjam dana masjid untuk memulai usaha, tetapi tidak dipenuhi.

Jamaah, melalui H Misbah, juga mengajukan pengadaan mobil ambulance, tetapi sampai sekarang tidak juga dipenuhi. "Pernah ada pedagang di bawah yang yang sakit terpaksa patungan untuk sewa ambulance," ungkapnya.

Padahal, kata salah satu jamaah, masjid Asy Syaakiriin memiliki mobil inventaris. Sayangnya, mobil investaris itu tidak diberi tulisan Masjid Asy Syaakiriin seperti mobil inventaris di masjid atau yayasan lain. (arn)

Related News

Comment (0)

Comment as: